







Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Rangkuman dari materi Teori Feminis Modern
Typology: Assignments
1 / 13
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Fikri Achmad Maulana 1403622040 Pendidikan Sejarah A TEORI FEMINIS MODERN A. Persoalan Teoritis Mendasar
Pendukung utama teori fungsionalisme Jender adalah Miriam Johnson. Berbicara sebagai teoritisi fungsional dan sebagai feminis, ia pertama mengakui kegagalan fungsionalisme dalam meneliti secara memadai kerugian yang dialami wanita dalam masyarakat. Ia mengakui adanya pandangan berat sebelah yang tak sengaja dalam teori Parsons tentang keluarga dan kecenderungan fungsionalisme untuk meminggirkan masalah ketimpangan sosial, dominasi, dan penindasan-suatu kecenderungan yang berasal dari penekanan perhatian fungsionalisme pada ketertiban sosial. Namun, Johnson secara meyakinkan menunjukkan bahwa variasi dan kompleksitas fungsionalisme Parsonsian harus dipertahankan dalam menganalisis jender karena jangkauan analitiknya yang luas dan fleksibilitas dari teori yang mempunyai banyak segi tersebut- mengulangi pernyataan kebanyakan teoritisi neofungsional. b. Teori Konflik Analitik Teoritisi paling berpengaruh yang menganalisis masalah jender berdasarkan perspektif teori konflik adalah Janet Chafetz. Pendekatan Chafetz adalah lintas kultural dan lintas historis dan mencoba merumuskan teori jender dalam seluruh pola-pola kemasyarakatan khususnya. Secara lebih khusus, ia memusatkan perhatian pada masalah ketimpangan jender yang Teori Konflik Analitik disebutnya sebagai stratifikasi jenis kelamin (seks). Bertolak dari stratifikasi jenis kelamin ini Chafetz berpegang teguh pada praktik teori konflik analitik. Ia menemukan bentuk perulangan konflik sosial dan menganalisisnya dari sudut nilai netral kondisi struktural yang menghasilkan intensitas konflik yang meningkat atau menurun. c. Teori Sistem Dunia Teori sistem dunia memandang kapitalisme global di seluruh fase historisnya sebagai sebuah sistem untuk dijadikan sasaran analisis sosiologi. Masyarakat nasional dan kelompok kultural khusus lainnya (misalnya, penduduk koloni dan pribumi) adalah struktur penting dalam sistem kapitalisme dunia karena merupakan stratifikasi ekonomi dari masyarakat dan kelompok kelompok itu (inti ekonomi, semi pinggiran, dan pinggiran); pembagian kerja, modal, dan kekuasaan di antara dan di dalamnya; dan hubungan kelas di dalam setiap unit sosial. Karena yang telah ditetapkan sebagai sasaran studi teori ini adalah
lokal”. Pakar etnometodologi membuat perbedaan penting teoritis antara jenis kelamin (pengenalan biologis sebagai lelaki atau wanita), kategori jenis kelamin (pengenalan sosial sebagai lelaki atau wanita) dan jender (perilaku yang memenuhi harapan sosial untuk lelaki atau wanita). Jender tidak melekat dalam diri seseorang, tetapi dicapai melalui interaksi dalam situasi tertentu. Karena kategori jenis kelamin adalah kualitas individual yang secara potensial selalu ada, maka prestasi jender adalah kualitas yang secara potensial selalu ada dalam situasi sosial, Konsepsi normatif individu tentang perilaku lelaki atau wanita yang tepat adalah diaktifkan secara situasional. Orang dalam situasi tertentu tahu bahwa mereka "bertanggung jawab” melaksanakan peran jenis kelamin karena situasi memungkinkan seseorang berperilaku sebagai lelaki atau wanita dan sejauh orang lain mengakui perilakunya. C. Variasi Teori Feminis Kontemporer Masing-masing berbagai tipe teori feminis itu dapat digolongkan sebagai teori perbedaan jender, atau teori ketimpangan jender, atau teori penindasan jender, atau teori penindasan struktural.
Pemikir feminis yang menawarkan analisis fenomenologis dan eksistensial telah mengembangkan salah satu tema teori feminis yang penting: marginalisasi perempuan sebagai Other dalam kultur yang diciptakan lelaki.
pelaksanaan dominasi dan pengalaman penindasan dalam interplay dari struktur- struktur tersebut, yakni dalam cara di mana mereka saling menguatkan satu sama lain. J. Feminisme Sosialis Proyek teoritis feminis sosialis dikembangkan di seputar tiga tujuan:
Collins menulis bahwa pengalaman keberhasilan pendidikannya disusupi oleh pengalaman lain sebagai "orang pertama' atau 'satu dari segelintir' atau 'satu-satunya' perempuan Afrika-Amerika dan atau perempuan kelas-pekerja di sekolah saya, komunitas saya dan tempat kerja saya" (1990:xi). Black Feminist Thought menyajikan teori sosial sebagai pemahaman tentang kelompok khusus, perempuan kulit hitam; untuk tujuan ini Collins mengambil dari berbagai sumber, beberapa di antaranya terkenal, dan yang lainnya tidak jelas. Yang dia sajikan adalah teori sosial berbasis komunitas yang mengartikulasikan pemahaman kelompok tersebut mengenai penindasan oleh interseksi dari ras, jender, kelas, dan perjuangan historisnya melawan penindasan. Black Feminist Thought menunjukkan satu arah untuk teori sosial feminis pada khususnya dan teori sosial pada umumnya. M. Feminisme & Post-Modernisme
Sosiologi feminis seperti perspektif mikro sosiologi memusatkan perhatian pada masalah mengapa individu saling memperhatikan ketika mereka mengejar tujuan yang telah dirancang sebelumnya atau secara subjektif memiliki makna bersama. Teori sosiologi feminis menyatakan bahwa model konvensional dari interaksi behavioris sosial dan definisionis sosial-lihat Apendiks mungkin menggambarkan bagaimana kesetaraan dalam kategori pemberian kekuasaan makrostruktural dapat menciptakan makna dan menegosiasikan hubungan dalam proyek bersama, bagaimana pengalaman pihak yang dominan berinteraksi dengan pihak yang sederajat atau di bawahnya. Namun, teori feminis menunjukkan bahwa ketika ketimpangan struktural berinteraksi ada lebih banyak kualitas lain dalam hubungan itu ketimbang yang ditunjukkan oleh model konvensional bahwa tindakan lebih bersifat responsif ketimbang purposif, bahwa ada kesinambungan pelaksanaan kekuasaan yang berbeda, bahwa makna dari banyak aktivitas dibuat kabur atau tak tampak, bahwa akses tidak selalu terbuka bagi setting-setting tempat di mana paling memungkinkan untuk menciptakan makna yang sama. Kebanyakan mikro sosiologi aliran utama menyajikan model tujuan manusia dalam menentukan tujuan mereka sendiri dan mengejar tujuan itu menurut aksi di mana mereka secara individual atau kolektif berjuang untuk menghubungkan kehidupan wanita mempunyai kualitas kebetulan incidentalism, karena wanita merasakan diri mereka mengejar agenda yang hanya berkisar di seputar perkawinan, menjadi bagian tindakan suami, penerima dampak rencana kehidupan anak-anak yang tak teramalkan, bercerai, menjadi janda, dan kesulitan dalam mendapatkan lapangan kerja bagi kebanyakan wanita pekerja upahan. Kedua, dalam kegiatan sehari-hari mereka, wanita merasa diri mereka tak begitu banyak mengejar tujuan dalam rentetan tindakan linear, tetapi terus-menerus menanggapi kebutuhan dan tuntutan orang lain. Q. Subjektivitas Kebanyakan teori sosiologi menempatkan level subjektivitas pengalaman sosial di bawah tindakan sosial mikro subjektivitas mikro atau sebagai kultur atau ideologi di tingkat makro subjetivitas makro. Tetapi, sosiologi feminis berpendirian bahwa interpretasi individual aktor tentang tujuan dan hubungan harus dilihat sebagai tingkat yang berbeda. Pendirian ini, seperti kebanyakan sosiologi feminis, menimbulkan studi tentang kehidupan wanita dan dapat diterapkan terhadap kehidupan orang bawahan subordinate pada umumnya. Wanita dan mungkin orang bawahan lainnya terutama menyadari benar kekhususan pengalaman subjektif mereka karena pengalaman mereka
sendiri demikian sering bertentangan dengan definisi kultur yang berlaku dan definisi interaksi-mikro yang mapan. Ketika sosiolog melihat tingkat pengalaman subjektif sebagai bagian dari tatanan sosial mikro, biasanya mereka memusatkan perhatian pada empat masalah utama, satu, pengambilan peran dan pengetahuan tentang orang lain, dua, proses internalisasi norma komunitas, tiga, sifat dasar kedirian sebagai aktor sosial, empat, sifat dasar kesadaran tentang kehidupan sehari-hari. Bagian ini membahas tesis feminis mengenai masing- masing masalah itu. Model sosiologi konvensional tentang subjektivitas seperti dikemukakan dalam teori dan Schutz beranggapan bahwa dalam rentetan pengambilan peran, aktor sosial belajar memahami diri sendiri melalui penglihatan orang lain yang dianggap kurang lebih sama dengan penglihatan aktor sendiri. Tetapi, sosiologi feminis menunjukkan bahwa wanita disosialisasikan untuk memahami diri mereka sendiri melalui penglihatan lelaki. Bahkan jika orang lain yang penting itu adalah wanita sekalipun, mereka demikian telah tersosialisasi sehingga mereka pun mengambil pandangan kaum lelaki tentang diri mereka sendiri dan tentang wanita lain. Bagi wanita, orang lain itu adalah lelaki dan adalah orang asing. Bagi lelaki, orang lain itu terutama adalah lelaki yang kualitas pertimbangan kulturalnya mengenai jender serupa dengan mereka. Feminisme gelombang ketiga menekankan bahwa formula ini diperumit oleh interaksi berbagai vektor penindasan dan hak istimewa dalam kehidupan individual. Pengambilan peran biasanya dilihat mencapai puncaknya dalam internalisasi norma komunitas melalui pembelajaran aktor sosial dalam mengambil peran orang lain yang digeneralisir the generalized other, yakni sebuah konsep yang secara mental diciptakan aktor dari campuran pengalaman tingkat makro dan mikro yang membentuk kehidupan sosialnya. R. Menuju Teori yang Integratif Gambaran organisasi sosial yang muncul dalam teori sosiologi feminis sangatlah integratif. Teori ini menggabungkan aktivitas ekonomi dengan bentuk lain produksi riil manusia (pengasuhan anak, santapan rohani, pengetahuan pemeliharaan rumah tangga, seksualitas, dan seterusnya), teori ini melihat produk material berkaitan erat dengan produksi ideologi: melukiskan saling penetras avata antara institusi yang otonom dan tindakan dan hubungan individual sukarela menghubungkan struktur dengan interaksi
Pertanyaan: